Selasa, 18 Oktober 2011

Ingin Tahu Busana 'Jeng Reni' Saat Kraton Weeding?


Putri bungsu Sultan Hamengkubuwo X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau yang dikenal dengan Jeng Reni, Selasa,(18/10) akan menikah dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara.

Nah, baju-baju apa saja yang dipakai dalam Jeng Reni dalam prosesi pernikahannya?

Ada beberapa busana yang dipakai GKR Bendara dan calon suaminya Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara. Sejumlah busana tersebut dipakai mulai dari Minggu (16/10) sampai Rabu (19/10).


Pada Minggu (16/10/2011) ketika menjalani prosesi nyantri, KPH Haryo memakai Atella, beskap putih. Sementara calon pengantin wanita di hari yang sama juga menjalani upacara langkahan. GKR Bendara mengenakan kebaya tangkeban.

Kebaya tangkeban ini merupakan warisan model kebaya yang umum dikenakan wanita keturunan kerajaan di masa lalu. Kebaya tersebut mirip kebaya encim hanya saja ada lipatan pada bagian dada. Panjang kebaya itu juga menutup pinggul.

GKR Bendara memesan tiga kebaya tangkeban yang akan dipakai di tiga prosesi utama yaitu sebelum siraman, setelah siraman dan saat upacara tantingan kepada perancang Budi Susanto.

Tiga kebaya tangkeban itu memiliki warna berbeda-beda yaitu hijau, emas muda dan emas tua.




Kebaya tangkeban berwarna emas muda dipakai GKR Bendara saat menjalani prosesi siraman, Senin ,(17/10), wanita yang akrab disapa Jeng Reni itu juga memakai kebaya tangkeban untuk mengikuti prosesi tantingan. Dalam prosesi itu Sultan Hamengkubowono X akan bertanya pada putrinya soal kemantapannya menikah.

Di hari- pernikahannya yaitu Selasa, (18/10), KPH Haryo yang akan menjalani akad nikah mengenakan atella putih. Sementara GKR Bendara tidak ikut dalam prosesi akad nikah tersebut.

Kedua mempelai baru dipertemukan dalam prosesi adat panggih. Saat itu pasangan pengantin tersebut akan mengenakan basahan(dodot) yang sudah disiapkan oleh perias pengantin Tienuk Rifki.

Selasa, (18/10), malam, kedua mempelai akan menggelar resepsi. Ketika resepsi tersebut GKR Bendara dan KPH Haryo akan menggunakan rias Paes Ageng Jangan Menir dengan kebaya merah marun.

Selain kebaya, busana penting yang juga dikenakan kedua mempelai dalam seluruh prosesi di atas adalah kain atau jarik. Khusus untuk penyedian kain batik tersebut, GKR Hemas, ibunda GKR Bendara, memesan batik tulis dari desainer sekaligus pembatik Afif Syakur.

Menurut Afif, pembuatan batik motif semen rojo itu memerlukan waktu sembilan bulan. Kain tersebut menggunakan warna tunggal biru tua dan berhiaskan prada emas.

Sedangkan untuk perhiasannya, pengantin putri akan mengenakan perhiasan keramat keraton dalam upacara adat panggih, kirab dan resepsi. Perhiasan tersebut di antaranya cundhuk menthul, pethat gunungan, penthung, subang royok, sangsangan sungsum, gelang kono, dan slepe.

Sementara pengantin putra akan menggunakan sumping ron mangkoro, pethat menthul satu, dan karset.



Sumber : Inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Games Online

Taxi Truck

Play free Games - a game from Driving | Racing Games