Melatih kemampuan otak sangat penting, hal ini bukan saja berlaku bagi
pelajar maupun kaum intelektual, tapi berlaku untuk semua orang selama
ia masih sehat mental. Orang Jepang dikenal dengan kecerdasan dan
kedisiplinannya. Selain doyan makanan yang kaya protein, orang Jepang
juga dikenal suka melakukan latihan otak yang dapat meningkatkan IQ (Intelligence Quotient)
dan membuat otak terus aktif.Popularitas latihan otak dari Jepang
dimulai sejak tahun 2005 dengan permainan Nintendo Brain Age dan
teka-teki seperti Sudoku. Anak-anak hingga manula mulai bermain
game-game ini untuk meningkatkan memori, IQ dan membuat otak lebih
aktif.
1. Brain Age
Mengingat banyaknya orang usia lanjut di Jepang, Dr Ryuta Kawashima dari
Tohoku University of Medicine memutuskan untuk menciptakan suatu
permainan yang dapat mengembalikan kelincahan mental warga lanjut usia
di Jepang.
Kawashima menciptakan video game
yang dapat digunakan untuk meningkatkan penalaran mental dan bahasa.
Penelitiannya menciptakan game Nintendo, Brain Age. Brain Age memiliki
komponen yang menguji dan meningkatkan kemampuan matematika, kemampuan
memori serta kemampuan yang meningkatkan jalur saraf.
2. Sudoku
Sudoku adalah puzzle Jepang yang melatih sisi penalaran dan analisis
otak. Sudoku dipopulerkan oleh Nikoli Puzzle Company pada tahun 1986 dan
menjadi populer di seluruh dunia pada tahun 2005. Puzzle Sudoku terdiri dari kotak persegi 9×9, yang mana setiap baris berisi nomor 1 sampai 9.
Pada awal permainan, ada beberapa angka dalam setiap persegi, kemudian
para pemain harus menggunakan logikanya untuk menalarkan kolom dan baris
yang masih kosong dengan angka-angka yang sesuai. Ada banyak variasi
sudoku, seperti sudoku untuk anak-anak yang menggunakan kotak yang lebih
kecil dan memiliki simbol seperti planet dan binatang, bukan angka.
3. Anzan
Anzan merupakan awal dari adanya latihan otak di Jepang. Anzan
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berarti ‘perhitungan mental’
dan melibatkan serangkaian panjang hitungan angka dengan membayangkan
sempoa.Pada anzan, sempoa digambarkan dalam pikiran.
Penambahan,
pengurangan, perkalian, pembagian dan pembukuan dilengkapi melalui
konsentrasi yang mendalam dan manipulasi sempoa mental. Untuk menjadi
mahir, orang harus banyak berlatih. Anak-anak di Jepang biasanya latihan
anzan 2 jam sehari.
Sumber : Ingintau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar